VATIKAN,
KOMPAS.com —
Pemungutan suara para kardinal pemilih dalam konklaf, Selasa (12/3/2013) malam
waktu setempat, belum mendapatkan pengganti Paus Emeritus Benediktus XVI. Asap
hitam mengepul dari kapel, menandakan pemungutan suara perdana belum
mendapatkan minimal dua pertiga suara untuk satu kandidat Paus baru.
Setelah pemungutan suara perdana tidak
mendapatkan hasil Paus baru, para kardinal akan terus melakukan pemungutan
suara yang dijadwalkan berlangsung empat kali sehari, mulai Rabu (13/3/2013).
Berdasarkan sejarah konklaf selama ini, pemungutan suara perdana memang tidak
diharapkan langsung bisa mendapatkan suara mayoritas untuk kandidat tertentu.
Pada pukul 16.30 waktu setempat, atau 15.30
GMT, Selasa (12/3/2013), 115 kardinal pemilih yang semuanya berusia di bawah 80
tahun, memasuki Kapel Sistina, untuk mengikuti konklaf. Setelah pengucapan
sumpah kerahasiaan, pemungutan suara pun dimulai. Prosesi konklaf dimulai,
begitu Kardinal Guido Marini yang memimpin prosesi konklaf menyatakan
"Extra omnes" - "Everybody out" dan pintu kapel pun
dikunci.
Cerita seputar konklaf
Konklaf berasal dari bahasa Latin
"cum-clave" yang secara harfiah berarti "dengan kunci".
Para kardinal pemilih akan dikunci di dalam Kapel Sistina sampai Paus baru
terpilih. Tradisi ini bermula pada 1268, ketika Paus baru pada saat itu tak
kunjung didapatkan melalui musyawarah para kardinal selama tiga tahun.
Akhirnya, saat itu warga Roma mengunci para
kardinal dalam satu ruangan dengan beragam pembatasan. Kemudian Paus yang
terpilih, Gregory X, memutuskan pemilihan Paus baru di masa mendatang harus
dilakukan dengan metoda konklaf sejak awal.
Selama konklaf berlangsung, para kardinal pemilih
tak boleh melakukan kontak dengan dunia luar. Tak ada koran, televisi, telepon
genggam, apalagi Twitter. Sebaliknya, orang luar pun tak boleh menghubungi para
kardinal yang mengikuti konklaf. Kardinal yang melanggar aturan ini akan
mendapatkan sanksi pengucilan.
Sebelum konklaf dimulai, Kapel Sistina akan
disisir dari segala alat rekam maupun kamera. Bahkan, muncul mitos lantai kapel
ditinggikan untuk keperluan anti-sadap ini. Faktanya, lantai kapel memang
ditinggikan, tapi untuk melindungi mosaik di lantai marmernya. Sementara itu,
untuk masalah anti-sadap, digunakan peralatan berbasis teknologi yang relevan.
Bila pemungutan suara belum mendapatkan
kandidat terpilih, asap hitam akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina.
Sebaliknya, bila sudah ada kandidat terpilih, asap putih akan mengepul. Untuk
memastikan asap putih terlihat oleh publik, biasanya pernyataan asap telah
terpilihnya Paus baru itu diikuti dengan pembunyian lonceng St Peter.
Paus terpilih adalah kandidat yang
mendapatkan sekurangnya dua pertiga dukungan kardinal pemilih, sehingga konklaf
kali ini mensyaratkan minimal 77 suara untuk kandidat terpilih. Konklaf tahun
ini digelar menyusul pengunduran diri Paus Benediktus XVI. Konklaf diikuti
115 kardinal pemilih, dengan 60 di antaranya berasal dari kawasan Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar